Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat
karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan,
mereka bertengkar dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena
tampar merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di
atas pasir: "Hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku."
Mereka terus berjalan sampai akhirnya menemukan sebuah oasis.
Mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan
terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, tapi dia
berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia siuman dan rasa
takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "Hari ini, sahabat
terbaikku menyelamatkan nyawaku."
Orang yang menolong dan
menampar sahabatnya, bertanya "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau
menulisnya di atas pasir dan sekarang menuliskan ini di batu?" Sambil
tersenyum temannya menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita
harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan
menghapus tulisan itu. Dan bila sesuatu yang luar biasa baik terjadi,
kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar takkan pernah bisa
hilang tertiup angin."
Dalam hidup ini ada kalanya kita dan
orang terdekat kita berada dalam situasi yang sulit, yang kadang
menyebabkan kita mengatakan atau melakukan hal-hal yang menyakiti satu
sama lain. Juga terjadinya beda pendapat dan konflik karena sudut
pandang yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum kita menyesal di kemudian
hari, cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masa lalu.
Minggu, 22 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar