Pages

Senin, 20 Desember 2010

Memulai berbisnis on-line

Memulai Berbisnis On-Line

Bisnis On-Line? Menguntungkan ga ya? Banyak pertanyaan yang bersangkar dalam otak kita, yang mungkin tidak dapat terjawab mengenai bisnis on-line hingga saat ini. Padahal kegiatan bisnis on-line sudah menjamur kemana-mana.
Bisnis On-Line dahulu hanya merupakan secondary dari bisnis primer di dunia nyata. Tetapi sekarang banyak usaha-usaha yang gulung tikar di dunia nyata dan mulai merambah pasaran di dunia maya. Karena usaha on-line lebih murah dan lebih mudah dalam hal pemasaran produk. Sebagai contoh, bisnis on-line hanya membutuhkan biaya internet 200 ribu per bulan, bandingkan dengan kita menyewa sebuah kios atau ruko. Pemasaran bisnis on-line lebih cepat dan luas, cakupannya seluruh nusantara bahkan dunia. Bahkan  orang yang belum pernah menjalankan kegiatan bisnis pun tertarik untuk menjalakan bisnis on-line tersebut. Tidak memandang usia maupun kultur si pebisnis on-line itu.
Untuk semakin memahami mengenai Bisnis On-Line itu apa, saya akan memberikan sedikit penjelasan secara lugas mengenai kegiatan Bisnis On-Line tersebut.
Bisnis On-Line sendiri merupakan bisnis yang dijalankan secara on-line atau melalui internet. Bisnis on-line secara umum dibagi menjadi 3 jalur yaitu: Bisnis Penjualan/ Jasa, Pemasaran dan Periklanan.
Dalam memulai bisnis pasti ada saja yang mendatangkan suatu kendala dalam usaha berbisnis kita tersebut. Salah satu yang menjadi MASALAH UTAMA dalam menjalankan suatu bisnis on-line atau bisnis internet adalah tidak adanya produk sendiri yang kita miliki untuk kita jual...Anda setuju bukan?
 Ketika kita membaca atau membeli suatu produk digital yang mengulas tentang bisnis internet, atau berbagai macam metode untuk mendapatkan passive income, tentunya sering dikatakan bahwa….Untuk dapat menjalankan Bisnis internet… MAKA…Anda harus mempunyai produk yang bisa anda jual.
Mengapa???? Karena memang itulah syarat utama untuk mendapatkan passive income dari bisnis internet anda.
Dan tentunya sudah sangat sering kita dengar dari para Pakar Internet Marketing (dari dalam atau luar negeri) yang telah berhasil bahwa untuk bisa sukses di Bisnis Online atau Bisnis Internet anda harus….. MEMILIKI PRODUK UNTUK DIJUAL, MEMBUAT WEB BISNIS, DAN MENDATANGKAN TRAFFIC SEBANYAK-BANYAKNYA…
Dan untuk memiliki Produk Sendiri, tentunya anda pun sering mendengar hanya ada 2 cara yaitu :
  1. Rancang Produk Sendiri dari nol
  2. Atau Beli Hak Jual Ulang terhadap Produk orang lain
Tetapi… Sangat tidak mudah dan sederhana untuk dapat merancang Produk Sendiri dari nol/awal, dan tidak semua orang punya TALENTA/BAKAT, ILMU/PENGETAHUAN,SKILL/KEAHLIAN, WAKTU, UANG, KESABARAN, dan KONSISTENSI yang cukup untuk melakukan semua hal tersebut. Ditambah lagi internet telah penuh sesak dengan penawaran bisnis yang berjubel (crowded brow…) Bayangkan berbagai macam ebook yang berisi tips, jasa, tutorial, how to…, audio,video dan lain-lain sudah sangat banyak bertebaran di dunia maya ini layaknya jamur di musim penghujan. Karena itu banyak dari Sahabat Netter yang pada akhirnya frustasi dan akhirnya …menyerah serta pasrah pada Keputusasaan karena tidak pernah berhasil membangun bisnis onlinenya sendiri.
Jangan pernah padamkan semangat berbisnis online kita hanya karena masalah kesulitan untuk membuat produk sendiri yang akan kita jual…
Jangan lupakan point kedua diatas, Masih ada solusinya….. Beli hak jual produk orang lain…!!! Selain anda memiliki produknya dan memanfaatkan ilmunya, maka anda pun bisa menjualnya kembali dengan cara yang legal/sah. Tinggal strategi marketing anda yang mulai “bermain”. Ingin dijual per paket atau menjadi back end dari produk utama anda, ingin memberi gratisan, bonus dan lain-lain. Semuanya tergantung dari strategi marketing anda sendiri…
Tetapi kita harus mengerti terlebih dulu mengenai hak jual ulang suatu produk berikut dengan persyaratannya…
Setelah memahami mengenai kepemilikan produk, saya akan memberikan sedikit tips seputar bisnis on-line. Sudah terbukti ampuh. Mari simak sebaik-baiknya.
  1. Mendesain situs berlebihan
Tidak salah menggunakan animasi, musik, grafik dalam situs, tetapi jangan terlalu banyak. Hiasan yang terlalu ramai akan memperlambat fungsi situs. Justru orang lebih tertarik pada situs yang sederhana karena pengguna internet adalah orang-orang yang sibuk, yang ingin mendapatkan informasi dengan cepat dan tidak berlama-lama untuk melihat situs anda.
  1. Mengisi situs dengan link atau teks yang tidak ada kaitannya dengan usaha.
Hal ini akan membuat pengunjung malas berkunjung ke situs anda. Teks jangan berlebihan, sesuai dengan tujuan usaha atau barang yang ditawarkan.
  1. Membuat situs yang tidak terlihat profesional atau asal-asalan.
Di dunia on-line anda memiliki waktu kurang dari 20 detik untuk meninggalkan kesan pertama dalam pikiran pengunjung. Manfaatkanlah waktu sempit itu dengan sebaik-baiknya.
  1. Membuat calon pelanggan bingung.
Jika terlalu banyak tombol dalam situs, pengunjung jadi bingung. Apalagi kalau tombol-tombol itu berserakan di mana-mana.
  1. Meletakkan info kontak anda di tempat yang susah ditemukan.
  2. Jarang memperbaharui informasi.
Ini kesalahan terbesar dalam berbisnis online. Dunia usaha berkembang setiap saat dan Anda harus bisa mengimbanginya. Perbaruilah informasi secara berkala, setidaknya seminggu sekali, mulai dari foto, harga, sampai keterangan lain mengenai barang yang ditawarkan.
  1. Menggunakan splash page.
Page adalah halaman awal berisi logo yang harus diklik agar bisa masuk ke situs. Halaman ini cukup membingungkan bagi banyak pengguna internet.

8. Mengharuskan pengunjung mengunduh fitur tertentu.
 Jangan memasang fitur ini hanya supaya pengunjung bisa mengakses inormasi karena akan membuang waktu saja.
9. Mengirim spam.
Spam adalah bentuk e-mail yang dikirim ke banyak orang tanpa diminta. Ini dapat menggangu dan merasa privasinya dilanggar.
10. Mengganti alamat situs.
Gonta-ganti alamat situs akan membuat anda terlihat tidak konsisten, apalagi tanpa pemberitahuan. Pelanggan akan kewalahan mencari-cari anda, dan mereka pikir anda sudah gulung tikar.
11. Tidak menghiraukan persaingan.
Memang baik jika anda memfokuskan diri untuk memasarkan usaha anda, tapi jangan anda ketinggalan dari pesaing lainnya. Sebaiknya anda perhatikan usaha pesaing dan kembangkan strategi anda sendiri.
12. mencampur adukkan dagangan yang tidak ada hubungannya.
Berjualan dua benda yang tidak ada hubungannya akan membuat pelanggan bingung, sebenarnya anda mau berjualan apa? Kalau mau berjualan lebih dari satu jenis barang, buatlah situs yang berlainan.
13. Menciptakan kategori usaha, nama, atau kata kunci yang terlalu umum.
 Bila ini terjadi, anda bisa kalah dari pengusaha lainnya. 
14. Gunakan kreativitas anda.
Untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda, jangan membuat kategori yang terlalu spesifik.
Misalnya: ”siomay bakar daging rusa bumbu manis pedas.” Itu contoh nama produk yang kurang baik.

Bagaimana dengan pebisnis yang hanya mengandalakan kreatifitas namun tidak memiliki produk serta modal? Pertanyaan tersebut sering kali menyita keinginan anda untik menjalankan suatu bisnis. Anda tidak perlu khawatir!!!!
            Banyak hal yang dapat kita lakukan, yakni dengan mendatangkan suatu keuntungan melalui blog ataupun sejenisnya, yang tidak memerlukan modal sama sekali alias gratis. Disini yang diperlukan hanya kemauan, ketekunan, dan tidak mudah menyerah. Kenapa gratis? karena sudah banyak yang menyediakan fasilitas2 gratis diinternet. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya.
Dengan keahlian anda dalam pembuatan blog. Blog yang anda buat dapat anda jual kepada para pebisnis on-line maupun pebisnis off-line. Nah..mendatangkan keuntungan bukan?
Saya akan memberikan sedikit tips yang harus kita lakukan adalah:
  1. Mendaftar/membuatEmail
    Sebagai syarat dalam mendaftarkan blog atau social network seperti friendster.
    Contohnya Yahoo, Gmail, dll.
  2. Membuatblog
    Bisa di blogger.com, wordpress.com, atau yang lain.
  3. Mengisi Blog kita dengan tulisan-tulisan kita. Seperti menulis tentang hobi, bercerita tentang kegiatan sehari-hari, opini, dll. Lebih bagus lagi jika ditulis menggunakan bahasa inggris.
  4. Mendaftarkan ke beberapa sumber penghasil uang.
  5. Merawat Blog
Menurut para blogger senior, membuat blog itu lebih mudah daripada merawat.                   Untuk itu pilihlah topik yang spesifik, namun sesuai dengan bidang yang anda kuasi, atau paling tidak menjadi hobi anda. Ini untuk mempermudah dalam perawatan, sehingga nanti tidak berhenti di tengah jalan gara-gara tidak tahu mau diisi apa blog tersebut. Untuk menarik pengunjung kita harus mengisi blog kita secara berkala. Berbisnis online memang tidak semudah kita menulis. Tetapi sudah banyak yang membuktikan, bahwa ini memang bisnis yang menggiurkan, dan bisa dikatakan sangat-sangat berprospek.

Apapun bisnis on-line yang hendak atau pun sudah anda jalankan, anda harus mengingat beberapa hal yakni:
·        Perbanyaklah referensi materi berbisnis on line anda sebanyak-banyaknya.... (banyak searching di google, dll)
·        Jangan pernah takut untuk berkonsultasi dengan para senior yang sudah ahli. Lebih baik lagi kalau anda tergabung dalam forum misal : kaskus, kafegaul, dkk, karna disitu bnyak sekali tanya jawab yg bagus", lucu", dan "menggelitik".... hehehehe... :D
Ulet dan Rajin. Ini adalah salah satu kunci menuju sukses.
·        Pantang menyerah. Jangan takut untuk mencoba" berbagai trik" untuk berpromosi web, blog, atau bisnis afiliasi anda. Jangan takut salah, justru ketika anda pernah mengalami kesalahan anda akan mengerti baik buruknya trik yang anda pakai.. bener ga??
·        Jangan lupa berdoa biar Tuhan selalu buka jalan untuk setiap usaha anda... penting sekali ini bRo and sista...!!



Senin, 29 November 2010

BISNIS WARALABA (FRANCHISING) DI INDONESIA

BISNIS WARALABA ( FRANCHISING ) DI INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Softskill Pengantar Bisnis









Oleh:

Rahayu Ningsih Simanungkalit
25210548
1EB12






UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
DEPOK
2010





Kata Pengantar

Dewasa ini banyak masyarakat melakukan suatu kegiatan bisnis antara lain Franchising. Waralaba (Franchising) merupakan suatu kegiatan berbisnis dengan membeli hak lisensi dari pemilik perusahaan waralaba tersebut. Dengan memiliki keunggulan yang di dapatkan, membuat banyak masyarakat tertarik membangun usaha kecil dengan meraup keuntungan yang besar.
Atas dasar tersebut saya sebagai penulis ingin menuangkan pemahaman serta informasi yang saya dapatkan mengenai salah satu kegiatan bisnis yaitu Waralaba (Franchising) ke tengah-tengah masyarakat.
Namun sebelumnya izinkan saya mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan tuntunan kasihNya lah saya berhasil menyelesaikan Karya Tulis ini. Adapun judul yang saya pilih adalah ”BISNIS WARALABA (FRANCHISING) DI INDONESIA”.
Penyusunan Karya Tulis ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan, serta bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang ikut serta membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini, kepada:
·         Ibu Wuri P, selaku dosen mata kuliah Dasar Bisnis yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta buah pikiran beliau untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.
·         Keluarga dan teman-teman saya yang memberikan dorongan sepenuhnya dari awal sampai akhir penulisan.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut serta memberi motivasi      dan masukan dalam menyusun Karya Tulis ini.
Akhir kata saya mengharapkan tulisan ini memberikan manfaat dalam menambah jendela informasi mengenai kegiatan Franchising dalam suatu kegiatan bisnis sehingga semakin memahami dan pembaca semakin bersemangat dalam menggeluti salah satu bidang bisnis tersebut.
            Apabila ada kesalahan penulisan dalam Karya Tulis ini, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

Depok, 27 November 2010
     Penulis
Rahayu Ningsih Simanungkalit





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Konsep bisnis waralaba (franchise) akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter yang memberi warna baru dalam dinamika perekonomian Indonesia.
Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, animo masyarakat Indonesia terhadap munculnya peluang usaha waralaba sangat signifikan. Animo ini terefleksi pada dua cermin yakni : jumlah pembeli waralaba dan jumlah peluang usaha (business opportunity) yang terkonversi menjadi waralaba.
Sistem waralaba mulai di Indonesia dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Dengan melihat di negara-negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang.
Tonggak kepastian hokum, akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut:
  • Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
  • Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
  • Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
  • Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
  • Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi.
Beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).






BAB II
ISI

2.1 Sejarah Waralaba (Franchising)
Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS General Industry Motor ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer. Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji.  
Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya,AS , menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J.Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.

2.2 Defenisi Waralaba (Franchising)
Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Dalam sistem franchise ini paling sedikit ada dua pihak yang terlibat, yaitu:
  • Franchisor, yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut.
  • Franchisee, yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor.
Secara teknis, kontrak kerja antara franchisor dan franchisee inilah yang disebut franchise, tetapi kini lebih sering dianalogikan sebagai cara dari franchisee dalam menjalankan bisnisnya. Dalam metode bisnis franchise, franchisor mempersiapkan rencana lengkap tentang bagaimana cara mengatur dan menjalankan bisnis bagi franchisee.


2.3 Jenis waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
  • Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
  • Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
2.4 Biaya waralaba
Biaya waralaba meliputi:
  • Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.
  • Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
2.5 Waralaba di Indonesia
Konsep bisnis waralaba (franchise) akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter yang memberi warna baru dalam dinamika perekonomian Indonesia. Kenaikan tersebut di karenakan besarnya keuntungan (profit) yang di dapatkan lebih besar dari pengeluaran dalam menjalani usaha bisnis tersebut.
Sebagai contoh saya mengambil beberapa bisnis waralaba di Indonesia, antara lain yaitu  bisnis waralaba sebuah toko roti “Majestyk” dan kebab Turki “Baba Rafi”.
Awal mula berdirinya toko roti “Majestyk” pertama sekali di Kota Medan {Sumatera Utara}. Banyak ketertarikan warga akan produk yang ditawarkan membuat para pemilik utama “Majestyk” merambah ke alur yang lebih luas lagi dengan menjadikan produknya sebagai usaha waralaba yang hingga saat ini tercatat banyak nya toko roti ini bukan hanya merambah di Kota Medan saja, tetapi sudah sampai ke daerah Jakarta dan sekitarnya. Mengusung penganan khas kota Medan menjadi salah satu membuat usaha waralaba ini disenangi para pebisnis serta dengan penganan yang memiliki relatif terjangkau membuat banyak konsumen mengakibatkan meraupnya keuntungan yang besar tanpa harus bersusah payah mengorbitkan ke masyarakat dikarenakan produk ini sudah cukup memasyarakat.


Sementara Kebab Turki “Baba Raffi” memiliki keuntungan yang menjanjikan serta para calon pebisnis juga diberi pelatihan berusaha. Karyawan yang akan menjaga dagangan dilatih gratis, armada pengiriman bahan baku, alat burner kebab, satu unit counter, paket promosi, dan sebagainya.Harga yang di sajikan juga cukup terjangkau, para freenchise cukup menyediakan lahan yang sedikit serta modal yang terjangkau dapat meraup omset yang besar.




2.6 Keuntungan Waralaba
  • Menawarkan keuntungan (profit)  besar.
  • Calon pebisnis waralaba diberikan pelatihan berusaha.
  • Karyawan, bahan baku, alat- alat standart yang dibutuhkan dalam bisnis waralaba disediakan secara gratis oleh freencisor.
  • Usaha yang di jalankan cepat berkembang. Karena dengan semakin banyak perusahaan yang menggunakan franchise berarti usaha yang dijalankan akan cepat dikenal masyarakat, masyarakat juga dengan mudah memperoleh produk yang di inginkan dengan standart kualitas dan penyajian yang sama.
  • Biaya promosi murah.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah di kemukakan di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa hukum bisnis waralaba (franchise) sangat tergantung kepada kesesuaian bidang usaha bisnis franchise dan system serta mekanisme kerjasamanya dengan prinsip syariah dan ketiadaan dari segala tantangan syariah dalam bisnis tersebut namun secara umum. Berbisnis melalui waralaba adalah suatu jalan yang baik untuk dicoba, karena metode ini selain membawa keuntungan bagi para pihak.
3.2 Saran
Adapun yang harus dilakukan oleh calon franchisee untuk dapat mengetahui propek franchise yang akan dibelinya antara lain:
  • Pertama, lihatlah bisnis yang sudah berjalan, apakah sukses atau tidak. Sukses atau tidaknya suatu bisnis secara detail dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan.
  • Kedua, lihatlah apa yang menjadi daya tarik dari bisnis tersebut. Apakah kelebihan bisnis tersebut yang dapat menarik pengunjung labih banyak dibandingkan dengan bisnis sejenis. Hal ini penting karena dalam memasarkan sebuah barang atau jasa, differensiasi atau keunikan menjadi hal utama dalam menarik minat pengunjung.
  • Ketiga, telitilah apakah perusahaan tersebut sudah memiliki sebuah sistem dan prosedur standar dalam menjalankan bisnisnya. Sistem ini harus sudah teruji mampu mengatasi masalah yang mungkin terjadi dilapangan. Selain itu program promosi yang dilakukan oleh franchisor harus diketahui oleh franchisee, karena promosi ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis.
  • Keempat, cari tahu sudah berapa banyak franchisee yang menjalankan franchise tersebut, dan jika memungkinkan carilah informasi dari para franchisee itu mengenai bisnis yang sudah berjalan, dukungan dari franchisor dalam mengatasi masalah dan prospek kedepan mengenai bisnis tersebut.
  • Kelima, cari tahu mengenai franchise lain yang bergerak di bidang usaha yang sama, apa saja kelebihan dan kekurangan franchise tersebut dibandingkan franchise yang sedang kita bidik, untuk mendapatkan pandangan yang lebih objektif dalam menentukan pilihan. Siapa tahu ada franchise lain yang memiliki prospek lebih baik.







Minggu, 31 Oktober 2010

web gunadarma

Sebuah web server yang amat sangat vital bagi seluruh mahasiswa/mahasiswi universitas gunadarma,karena segala jenis kalender akademik dan segala macam pengumuman akademik akan tertera disana bila tak diumumkan secara otentik/tertulis. Dapat memberitahu dengan cepat kepada seluruh mahasiswa/mahasiswi tentang beberapa pengumuman yang bersifat penting/mendadak.

Situs yang membantu mahasiswa dalam masalah,dari masalah umum,masalah lupa password atau tdak bisa login studentsite,masalah virtual class, dan masalah jaringan internet.

Minggu, 24 Oktober 2010

MANFAAT BERBISNIS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis






Oleh:
RAHAYU NINGSIH SIMANUNGKALIT
25210548
1EB12


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2010

KATA PENGANTAR

Bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang mencari laba dalam suatu kegiatan ekonomi. Laba yang dimaksudkan yaitu keuntungan yang diperoleh setelah melakukan aktifitas. Laba yaitu hasil lebih yang dihasilkan setelah melakukan aktifitas yang memuaskan konsumen. Dalam suatu kegiatan bisnis, kepuasaan dari para konsumen merupakan hal yang terpenting. Terpenting dalam konteks ini karena dengan mendapatkan kepuasaan dari konsumen pasti akan mempengaruhi nilai pendapatan lebih maksimal, yang dalam arti kata mendapatkan laba sebanyak-banyaknya.
Berangkat dari laba, dewasa ini banyak orang yang melakukan kegiatan bisnis dalam kesehariannya. Kegiatan bisnis yang dijalani juga sangat beraneka ragam. Tidak jarang mereka menganggap bahwa berbisnis menjadi suatu momok yang menarik bahkan berbisnis menjadi pendapatan utama dalam kehidupan mereka. Nah, atas dasar itu saya sebagai penulis ingin menuangkan pemikiran dan informasi mengenai dasar suatu bisnis dan mengapa bisnis sangat begitu penting dalam kehidupan di semua kalangan.
Namun sebelumnya izinkan lah saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasihNya, sehingga Karya Tulis ini berhasil diselesaikan. Adapun judul yang dipilih adalah “MANFAAT BERBISNIS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ”
Penyusunan Karya Tulis ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan, serta bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis ini, kepada :
    Ibu Wuri P , selaku dosen mata kuliah Dasar Bisnis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.
    Keluarga dan teman-teman saya yang memberikan dorongan sepenuhnya dari awal sampai akhir penulisan.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut serta memberi motivasi dan masukan dalam menyusun Karya Tulis ini.

Akhir kata saya mengharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai pentingnya bisnis dalam segi kehidupan sehingga setiap pembaca dapat semakin paham dan pembaca bersemangat dalam menggeluti bidang bisnis. Apabila ada kesalahan penulisan dalam Karya Tulis ini, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

Depok, 19 Oktober 2010
                                     Penulis



                                            Rahayu Ningsih Simanungkalit




















BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pada umumnya kegiatan berbisnis dilakukan oleh orang yang sudah memiliki pengalaman di bidang yang dibisniskan orang tersebut. Hal tersebut di karenakan berbagai pihak masih getar getir dalam melakukan kegiatan bisnis dalam kehidupan mereka, mereka merasa bahwa dalam memulai kegiatan berbisnis pengetahuan berbisnis yang menjadi dasar dalam memulai suatu usaha. Namun dengan berkembangnya zaman, orang yang melakukan aktifitas bisnis tidak harus memiliki pengalaman. Bahkan untuk saat ini saja, kegiatan bisnis sudah merambah di berbagai pihak masyarakat, tidak terkecuali banyak juga ibu rumah tangga, karyawan, bahkan mahasiswa juga banyak melakukan aktifitas berbisnis dalam kesehariannya. Hal tersebut karena dilatar belakangkan banyaknya laba yang di dapatkan dari berbisnis tersebut.
Kegiatan berbisnis saat ini tidak sesulit yang terdahulu. Salah satu modal utama sebelum melakukan kegiatan berbisnis antara lain adalah seberapa besar pihak tersebut ingin melakukan kegiatan bisnis yang akan ditekuninya, serta daya juang pebisnis dalam mem publikasikan barang atau pun jasa yang ingin akan  bisniskannya. Hal tersebut dikarenakan tidak sedikit para pebisnis memilih mundur dari kegiatan mereka karena merasa laba yang di dapatkan nya tidak sebanding dengan apa yang telah di keluarkannya dalam memulai usaha bisnis tersebut.
Sesungguhnya  kelangsungan hidup berbisnis dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain keadaan ekonomi suatu negara. Perubahan kondisi tersebut justru dapat mengakibatkan di satu pihak dapat mengakibatkan matinya suatu bisnis yang telah lama, namun di pihak lain justru dapat dipakai sebagai suatu peluang bisnis bagi munculnya usaha baru.
Banyak faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu usaha/bisnis, bukan hanya faktor ekonomi saja. Faktor persaingan usaha, regulasi suatu negara, politik, kondisi sosial/budaya, tren, teknologi, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu bisnis.
Keberhasilan dan kegagalan di atas merupakan kenyataan yang dapat dialami oleh setiap pengusaha. Dunia usaha berisi dengan persaingan, peluang , tantangan, kegairahan maupun kelesuan yang dapat menyebabkan naik turunnya suatu usaha. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang pengusaha jeli dalam memilhat peluang suatu usaha dan memanfaatkannya, karena dunia usaha yang penuh tantangan dan kegairahan tersebut tidak akan berakhir dengan sukses.
Apalagi di era ini, persaingan tidak hanya terbatas secara sudah lokal dan nasional saja, namun sudah meningkat ke arah regional dan global. Hal ini mengakibatkan semakin banyak variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan suatu bisnis.
2.1    Rumusan Masalah
1.    Seberapa jauh masyarakat melakukan kegiatan berbisnis dalam kehidupannya.
2.    Bagaimana manfaat berbisnis dalam kehidupan masyarakat.

3.1    Maksud dan Tujuan
1.    Mengetahui kehidupan masyarakat dalam melakukan kegiatan berbisnis.
2.    Mengetahui manfaat berbisnis dalam kehiduapan masyarakat.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Defenisi Bisnis
Secara harfiyah Bisnis berasal dari kata business →busy → sibuk. “ Sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan suatu keuntungan. Dalam ilmu Ekonomi bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan suatu laba. Bisnis sendiri dapat didefenisikan sebagai serangkaian usaha yang dilakukan per individu maupun kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan suatu laba/untung.
2.1.1    Defenisi Bisnis menurut para ahli:
a.    Huat T. Chewee, 1990 Bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society. )
b.    Allan Afuah, 2004 Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna untuk mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat ada dalam industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis (Enterepreneur)
c.    Steinford, 1979 Bisnis adalah lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan sambil memperoleh laba (business is an institution which produces goods and services demanded by people)
d.    Mahmud Machfoeds mengartikan bisnis sebagai suatu usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.

Elemen – elemen dalam sistem bisnis :
1.Capital ( Modal )
Sejumlah uang yang di gunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis.
2.Material ( Bahan – bahan)
Faktor yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan bisnis untuk diolah menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
3.SDM (Sumber Daya Manusia)
Memiliki kemampuan yang berkualitas tinggi.
4.Management Skill ( Ketrampilan Management)
Sistem Manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja manajement.
Jenis Kegiatan bisnis :
-    Produksi
-    Distribusi
-    Konsumsi

Bentuk Dasar Kepemilikan bisnis :
•    Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
•    Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
•    Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
•    Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.








BAB III
PEMBAHASAN
3.1    Perlunya Berbisnis
Dengan memahami bagaimana bagaimana bisnis itu bekerja, akan lebih memudahkan orang untuk melakukan bisnis dalam menggapai suatu keberhasilan dalam kegiatan bisnis nya sendiri.
Secara umum sebenarnya ada 5 (lima) alasan penting untuk belajar tentang bisnis, yaitu:
1)    Adanya saling ketergantungan baik secara individual maupun sebagai suatu negara. Tidak masalah bagaiman bebasnya kita, hampir semua orang bergantung dengan orang lain, baik zaman dulu hingga di era ini.
2)    Adanya peluang internasional. Meningkatnya globalisasi di dalam dunia bisnis telah membuka peluang bisnis. Era baru dunia bisnis dalam dalam pasar internasional memerlukan pemimpin bisnis yang tahu bagaimana memulai, mengopersikan, dan melanjutkan suatu usahanya.
3)    Usaha mempertahankan dan meningkatkan standart hidup. Standart hidup adalah suatu ukuran tentang seberapa baik seseorang atau keluarga yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan dengan barang dan jasa. Jadi, standart hidup menunjukkan jumlah barang dan jasa yang dipandang rata-rata seseorang atau sebuah keluarga sebagai kebutuhan.
4)    Adanya perubahan. Bisnis bersifat dinamis,selalu berubah. Mengikuti hal-hal yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan dapat leboh mudah, lebih efisien, dan dapat mengurangi traumatik jika dapat memahami bisnis.
5)    Mencegah kesalahpahaman. Memahami bisnis juga dapat mencegah kesalahpahaman, kesalahan informasi, dan ketidakaakuratan data yang diterima sebagai sesuatu yang benar.


3.2    Peran Manusia dalam Bisnis
Elemen manusia merupakan inti dari bisnis. Bisnis membutuhkan orang sebagai pemilik, manajer, pekerja, dan konsumen. Manusia diperlukan dalam bisnis untuk memproduksi barang dan jasa serta menciptakan pekerjaan.
Berikut ini adalah beberapa peran yang dilakukan manusia dalam suatu bisnis yaitu:
•    Pemilik adalah orang yang memiliki bisnis, yang menanamkan uangnya dalam bisnis tertentu dan juga menjalankannya karena mereka mengharapkan adanya pendapatan dalam bentuk keuntungan dari bisnis tersebut.
•    Manajer merupakan orang yang menjalankan bisnis tersebut dan bertanggung jawab terhadap pemilik bisnis/perusahaan.
•    Pekerja (karyawan/pegawai) menawarkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa dan untuk mengasilkan keuntungan. Para pekerja mengharapkan menerima upah atau gaji yang berangsur-angsur meningkat jumlahnya.
•    Pemasok adalah pihak yang menyalurkan bahan baku kepada perusahaan-perusahaan guna proses produksinya untuk menghasilkan produk akhir.
•    Konsumen adalah seorang atau suatu bisnis yang membeli barang atau jasa untuk digunakan secara pribadi atau organisasi. Konsumen selalu menginginkan produ dan jasa yang terbaik, membeli produk yang sesuai dengan harga yang dibayarnya, dan menginginkan produk yang dibelinya dapat diandalkan.
Perusahaan bisnis selalu berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan sementara juga untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan apa kebutuhan dan keinginan konsumen.

3.3    Tujuan Bisnis
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan bisa dilakukan oleh bagian-bagian organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Secara umum tujuan dari bisnis adalah menyediakan produk berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta memperoleh keuntungan dari aktivitas yang dilakukan.
Dalam jangka panjang, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun terdapat banyak hal yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam bisnisnya, diantaranya:
1. Market standing, yaitu penguasan pasar yang akan menjadi jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan penjualan dan profit dalam jangka panjang.
2. Innovation yaitu inovasi dalam produk (barang atau jasa) serta inovasi keahlian. Tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai tamabah pada suatu produk, misalnya shampoo 2 in 1.
3. Physical and financial resources, perusahaan memiliki tujuan penguasaan terhadap sumber daya fisik dan keuangan untuk mengembangkan perusahaan menjadi semakin besar dan semakin menguntungkan.
4. Manager performance and development, manager merupakan orang yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki berbagai kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan profesinya. Maka diperlukan peningkatan kinerja dan pengembangan kemampuan manager melalui serangkaian kegiatan kompensasi yang menarik dan program training and development yang berkelanjutan.
5. Worker Performance and Attitude, untuk kepentingan jangka panjang, maka sikap para karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaan perlu diperhatikan agar dapat bekerja dengan baik.
6. Public Responsibility, bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti memajukan kesejahteraan masyarakat, mencegah terjadinya polusi dan menciptakan lapangan kerja, dll.
3.4    Teknologi dalam Bisnis
Banyak dari bisnis yang berhasil akhir-akhir ini memerlukan tingkat teknologi tinggi,dana yang besar, atau keduanya. Teknologi telah memberikan kontribusi dalam keberhasilan banyak bisnis dalam tahun terakhir ini. Penggunaan komputer untuk memudahkan informasi antardepartemen dalam suatu perusahaan dan penggunaan internet untuk transfer informasi mengenai proses produksi suatu perusahaan. Penggunaan sistem informasi untuk selalu memperbaharui dan menganalisa sistem informasi tentang operasinya. Mempergunakan internet untuk memberikan informasi pada pelanggan mengenai acara yang akan diadakan perusahaan dengan pemasoknya lewat internet.
    Internet juga mempunyai dampak penting dalam cara bisnis yang satu melayani bisnis yang lainnya. Membuka tender on line  dapat memudahkan perusahaan dapat mempromosikan barang atau jasanya kepada para konsumen.



















BAB IV
PENUTUP
4.1    Kesimpulan
1)    Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi)  yang  menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
2)    Pengartian bisnis bukanlah seberapa dalam mengetahui tentang bisnis, namun yang terpenting action yang dapat dilakukan. Terbukti banyak sekali orang sukses yang secara teori, mereka agak kesulitan untuk menjelaskan apa itu pengertian bisnis. Tetapi ketika praktik mereka bisa menjadi seorang yang luar bisa dalam aksinya bahkan jauh melebihi teori-teori yang pernah dijelaskan dalam bangku kuliah sekalipun.
3)    Makin tinggi keuntungan yan diharapkan akan makin besar pula risiko yang dihadapi bisnis perusahaan.
4)    Dalam berbisnis kebutuhan konsumen amat sangat dibutuhkan sebab dari terpenuhinya kebutuhan konsumen akan menyebabkan keuntungan yang berlipat.

4.2    Saran
1)    Untuk mengembangkan bisnis tentunya perlu adanya tutorial secara singkat mengenai dunia internet sehingga anggota cepat mengerti istilah-istilah yang ada dan dibutuhkan untuk akses internet pada umumnya.
2)    Jadikan hobi sebagai bisnis. Diperlukan komitmen dan ketekunan secara terus menerus untuk membangun bisnis. Jika yang dikerjakan itu hobi, pastinya bisnis anda akan menjadi hal yang menyenangkan dan dikerjakan tanpa mengenal waktu atau lelah.
3)    Jeli melihat penawaran investasi bisnis. Jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk berinvestasi hanya karena tergiur dengan besarnya keuntungan yang dijanjikan. Bila perlu, mintalah rekomendasi dari konsultan bisnis yang terpercaya.
4)    Buat perencanaan bisnis. Biarpun hanya di selembar kertas, tulislah apa yang ingin dicapai di bisnis anda dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut.
5)    Anggaran bisnis. Perhitungkan anggaran yang diperlukan untuk memulai bisnis, operasional sampai akhirnya bisnis itu diperkirakan bisa menghasilkan keuntungan. Siapkan juga dana cadangan untuk berjaga-jaga dari hal yang tak terduga.
6)    Target pasar. Tentukan target pasar dan pastikan bahwa bisnis anda memang sangat diperlukan oleh target pasar tersebut.